Berikan masukan, kritik, saran, dukungan, berita, laporan warga + apa aja dech yg perlu di ketahui ame warga Depok ke email : walikotagaul@yahoo.com

Rabu, 15 Juni 2011

RPH Depok Mulai Didominasi Sapi Lokal

DEPOK, (PRLM).- Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Depok mulai didominasi sapi lokal sebanyak 70 persen yang didatangkan dari Bali dan Jawa Timur. Stok daging sapi di Kota Depok dinyatakan aman dan tidak terpengaruh terhadap pembatasan sapi impor dari Australia.

Hal itu dikatakan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) RPH Kota Depok, Alvian saat ditemui di RPH Kota Depok, Kecamatan Tapos, Kota Depok, Senin (13/6). Dia mengatakan, RPH Kota Depok memang masih memotong sapi impor Australia sebanyak 30 persen. Namun sapi tersebut kemungkinan merupakan sisa stok yang tersisa.

Meskipun demikian, kata Alvian, Kota Depok saat ini tidak kekurangan stok sapi hidup. Hal itu karena sejak dua bulan lalu, kebutuhan daging di Kota Depok sudah ditutupi oleh suplai dari Bali yang dibantu juga oleh Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. "Bisa dikatakan saat ini kebutuhan daging sapi di Depok aman, bahkan kami memasok kebutuhan daging sapi untuk Jakarta," kata dia.

Sebelumnya, dia mengakui, suplai sapi didominasi sebesar 60 persen dari Australia. Hal itu karena harganya lebih murah sekitar Rp 2000 per kilogram. "Memang kemungkinan harga daging sapi bisa menjadi mahal karena sekarang menggunakan sapi lokal, namun belum terasa di pasaran," kata dia.

Saat ini, Alvian berkata, RPH Kota Depok melakukan pemotongan sebanyak 60 sampai dengan 80 sapi setiap harinya. Satu ekor sapi, rata-rata menghasilkan karkas yang terdiri dari daging dan tulang sebanyak 150 kg.

Untuk mengantisipasi kebijakan pemberhentian daging sapi impor Australia, RPH Depok mulai memperluas jaringan pada pengusaha-pengusaha sapi lokal. Hal itu dilakukan untuk mengimbangi permintaan pasar yang tidak berubah. Apalagi sebentar lagi menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Dalam kesempatan itu, Alvian juga ingin menyampaikan bantahannya karena RPH Depok merupakan salah satu dai 12 RPH yang dituding Australia melakukan kekerasan saat penyembelihan sapi. Menurut dia, proses yang dilakukan saat penyembelihan hewan sudah sesuai dengan standar. "Memang pada video tersebut bukan berasal dari RPH kami, tapi dalam daftar tercantum RPH kami. Saya tidak habis pikir, dan terus melakukan pencarian lewat internet dimana kekerasan yang mereka maksud," kata dia.

Dia mengatakan, RPH selalu melakukan kontrol agar proses penyembelihan hewan sesuai dengan prosedur. "Kami juga sudah menggunakan alat sesuai standar, kalau ada kekerasan mungkin itu sifatnya insidensial," kata dia.

Sementara itu, Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail menjamin bahwa sapi di Depok halal untuk dimakan. Hal itu karena pemotongan sapi di dua RPH yang ada di Kota Depok sudah sesuai dengan prosedur.

Meskipun demikian, Pemerintah Kota Depok saat ini tengah merevitalisasi RPH untuk memodernisasi seluruh peralatan.Denga demikian fungsi RPH bisa lebih optimal. Misalnya saja bisa melakukan pemotongan sapi menjadi 200 ekor per hari. Selain itu, revitalisasi juga dilakukan dalam hal pengolahan limbah dan kebersihan kandang sapi. (A-185/kur)***

http://www.pikiran-rakyat.com/node/148460

Tidak ada komentar: